10. Defisit pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai situasi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan |
Dapat dihubungkan dengan: | - Kurangnya pemberian/salah interpretasi terhadap informasi.
- Tidak tahu sumber informasi.
- Kurangya mengingat
|
Kemungkinan ditandai oleh: | - Mengungkapkan masalah; pernyataan yang salah konsep.
- Tindakan mengikuti instruksi tidak akurat.
- Perilaku tidak sesuai atau perburukan perilaku (mis.histeris, bermusuhan, agitasi, apatis)
|
Kriteria Hasil | - Berpartisipasi dalam proses belajar.
- Memikul tanggung jawab pembelajarannya sendiri dan mulai melihat informasi/bertanya.
- Mengidentifikasi situasi stres dan tindakan secara spesifik untuk menghadapinya.
- Memulai perubahan gaya hidup yang penting dan berpartisipasi dalam program pengobatan.
|
INTERVENSI | RASIONAL |
Mandiri - Beri informasi tentang reaksi yang diharapkan klien, dan biarkan klien mengethaui hal tersebut ialah reaksi yang umum terjadi. Ungkapkan dalam istilah netral (mis. ”[....kosong] dapat atau mungkin tidak terjadi”).
- Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin menciptakan situasi rentan dan bahwa ia memiliki kekuatan untuk berubah melindungi diri di masa depan. Hindari membuat penilaian yang menghakimi.
- Diskusikan perubahan sikap hidup karena klien suka merenung dan bagaimaan perubahan tersebut akan berperan terhadap penyembuhan.
- Bantu klien untuk belajar teknik manajemen stres.
- Diskusikan pengenalan dan cara untuk menangani ”reaksi anniversary,” yang membuat klien mengetahui pemikiran yang normal dan perasaan pada saat ini.
- Identifikasi sumber daya komunitas yang ada (mis. Kelompok pendukung untuk klien/keluarga, pelayanan sosial atau pensiunan, konseling pekerjaan/pendidikan).
| - Mengetahui apa yang diharapkan dapat menurunkan ansietas dan membantu klien dalam mempelajari perilaku yang baru untuk menangani perasaan/situasi yang penuh stres. Memperoleh informasi tentang umumnya pengalaman tersebut membantu individu mengurangi perasaan sendiri/asing, membantu dalam penerimaan perasaan ini.
- Memisahkan masalah tentang mudahnya merasa bersalah. Faktor yang dapat menimbulkan kesempatan terjadinya akibat yang tragis seperti sikap tubuh, kecerobohan, dan tidak menaruh perhatian terhadap petunjuk yang negatif, mungkin dapat dihindari/diminimalkan. Akan tetapi, setiap kesimpulan yang menunjuk klien bertangggung jawab terhadap insiden tersebut, bukan tindakan terapeutik.
- Klien perlu mampu melihat perubahan ini, apa yang akan terjadi, dan menentukan apakah perubahan tersebut realistik/perlu.
- Relaksasi adalah keterampilan koping untuk menghadapi stres terhadap ketakutan yang berulang/perburukan respon stres.
- Merencanakan ke depan dan mengetahui beberapa keterampilan penanganan masalah saat ini dapat membantu menghindari regresi berat.
- Sumber-sumber ini mungkin bermanfaat bagi klien/orang terdekat dalam membentuk hidup yang memuaskan dan produktif.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar